Mengenang Yahya Harahap: Karir dan 6 Karyanya yang Anak Hukum Harus Tahu

Mengenang Yahya Harahap

Beberapa waktu lalu, dunia hukum berduka dengan meninggalnya salah satu pakar hukum yang cukup banyak dikenal, M. Yahya Harahap. Beliau yang lahir di Tapanuli Selatan pada 18 September 1934, telah meninggal pada tanggal 22 Januari 2024.

Namanya begitu sering terdengar dan berseliweran dalam bidang hukum. Selain karena karirnya sebagai hakim yang pernah menjadi Hakim Agung Mahkamah Agung, buku-bukunya yang cukup tebal telah menjadi acuan banyak praktisi. Di samping itu, Beliau juga banyak memberikan keterangan ahli dalam persidangan, dan namanya pun cukup berpengaruh.

Karir

Beliau merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada tahun 1960. Setahun kemudian, menjabat sebagai Hakim pengadilan Negeri Tebing Tinggi dan memimpin lembaga tersebut pada tahun 1963.

Hanya dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun setelah pertama kali menjadi hakim, M. Yahya Harahap kemudian menjadi Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Medan. 12 (dua belas) tahun kemudian, Beliau diangkat menjadi Hakim Agung Republik Indonesia.

Selama menjadi hakim agung di Mahkamah Agung, M. Yahya Harahap juga pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pada akhirnya Beliau pension pada awal tahun 2000.

Meski telah pensiun, keaktifan dalam bidang hukum tidak kemudian turut lumpuh begitu saja. Beberapa kali Beliau terlihat memberikan keterangan ahli dalam beberapa perkara, terutama perkara tentang Perseroan Terbatas.

Karya Buku

Semasa hidupnya, M. Yahya Harahap banyak menulis artikel dan buku. Hampir sebagian besar bukunya berkaitan erat dengan hukum acara/peradilan.

Meski menekuni karir sebagai hakim yang banyak bersinggungan dengan hukum acara, namun bukunya yang berjudul “Perseroan Terbatas” juga tidak kalah pamornya karena isinya yang sangat berbobot.

Diantara artikel dan buku-buku yang telah diterbitkan, terdapat buku yang sangat popular dan banyak menjadi rujukan bagi para praktisi. Berikut 6 buku yang ditulis oleh M. Yahya Harahap dan telah diterbikan:

1. Hukum Perseroan Terbatas
2. Hukum Acara Perdata (Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan)
3. Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata
4. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Penyidikan dan Penuntutan)
5. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Pemeriksaan Sidang pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali)
6. Kekuasaan Pengadilan Tinggi dan Proses Pemeriksaan Perkara Perdata Dalam Tingkat Banding

Keenam buku tersebut banyak menjadi pedoman baik bagi akademisi maupun praktisi. Tidak dapat disangkal bahwa isinya sangat membantu. Tidak hanya mengutip peraturan perundang-undangan, isi buku tersebut juga memuat pendapat-pendapat M. Yahya Harahap. Bahkan dalam buku acaranya pun cukup banyak yurisprudensi yang dimuat.

Di samping buku-buku tersebut, Beliau juga pernah menerbitkan beberapa artikel dan buku lain, diantaranya sebagai berikut:

1. Segi-segi Hukum Perjanjian yang diterbitkan oleh Penerbit “Alumni” Bandung dan terbit dengan cetakan pertama pada tahun 1982 dan cetakan kedua pada tahun 1986;
2. Permasalahan dan Penerapan Sita Jaminan yang terbit pada tahun 1987;
3. Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di Indonesia Berdasar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 yang terbit pada tahun 1996;
4. Beberapa Tinjauan Tentang Permasalahan Hukum yang terbit pada tahun 1997;

Di samping itu, masih banyak tulisan Beliau.

Sepanjang karir sejak lulus sarjana, M. Yahya Harahap terus aktif dalam dunia hukum hingga penisun. Perjalanan karirnya dapat dikatakan luar biasa dan bahkan karya-karyanya yang tidak sedikit cukup banyak menjadi pedoman. Kini tidak ada lagi pendapat-pendapat hukum yang dapat didengarkan langsung dari Beliau, sehingga tidak salahnya mengenang Yahya Harahap sembari mencerna lagi ilmu Beliau dari buku-buku yang telah terbit.

Penulis: Robi Putri J., S.H., M.H., CTL., CLA.

Mengenang Yahya Harahap; Mengenang Yahya Harahap; Mengenang Yahya Harahap; Mengenang Yahya Harahap; Mengenang Yahya Harahap; Mengenang Yahya Harahap;