
Kesepakatan Pembagian Waris Saat Salah Satu Ahli Waris Tidak Bekerjasama
Berkaitan dengan salah satu saudara yang tidak berkenan untuk tanda tangan balik nama dikarenakan kesepakatan pembagian waris, hal tersebut memang akan mempersulit pelaksanaan balik nama harta waris. Oleh karena itu, Saudara dapat melakukan:1. Mengajukan gugatan kepada salah satu ahli waris tersebut untuk melaksanakan tindakan atau memberikan kuasa kepada Saudara atau salah satu ahli waris lainnya guna melakukan balik nama;
2. Apabila ahli waris tersebut berniat untuk melakukan penolakan waris, maka penolakan waris dapat dilakukan dengan membuat Akta Penolakan Waris yang kemudian diregisterkan di Pengadilan setempat.

Mencoret Keterangan Dalam KK
Pada dasarnya tidak ada ketentuan yang mengatur manakala adanya coretan dalam KK karena tindakan mencoret keterangan dalam KK. Hal tersebut dikarenakan identitas setiap warga negara Indonesia telah terekam dalam satu sistem yang dikelola oleh pemerintah. Di samping itu, Kartu Keluarga yang kita bawa juga merupakan salinan dari catatan yang ada di pemerintah.Oleh karena itu, apabila terdapat kerusakan, maka Saudara dapat meminta penggantian baru. Namun demikian, apabila tidak ada kerusakan yang membuat identitas dari masing-masing keluarga tidak dapat terbaca, maka Kartu Keluarga tersebut masih dapat digunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan data-data setiap anggota keluarga.

Pembagian Harta Waris Dari Kakek
Dikarenakan dalam pertanyaan Saudara disampaikan bahwa Kakek meninggal terlebih dahulu daripada Ayah, maka dalam hal ini tidak ada ahli waris pengganti. Oleh karena itu, harus dimengerti dahulu bahwa dalam hal ini yang memperoleh pembagian harta waris dari Kakek adalah Ayah Saudara.Selanjutnya, bagian dari Ayah Saudara tersebut dibagikan kepada Suadara dan istri sahnya. Apabila Nenek dari Ayah juga masih hidup, maka Nenek dari Ayah juga berhak memperoleh harta waris. Namun jika hanya ada Saudara dan Ibu Saudara, maka Ibu Saudara memperoleh 1/8 dari apa yang seharusnya diperoleh Ayah, dan Saudara sebagai anak perempuan mendapatkan ½.

Identitas Anak Angkat Dalam KK
Tentunya Kartu Keluarga bukanlah identitas yang berdiri sendiri. Kartu Keluarga juga didasarkan pada Akta Kelahiran, yang merupakan identitas yang pertama kali diperoleh oleh seseorang yang lahir di Indonesia. Dalam Akta Kelahiran disebutkan tempat dan tanggal lahir serta nama orangtua kandung dari anak tersebut. Oleh karena itu, apabila ada ketidaksamaan antara identitas anak angkat dalam Akta Kelahiran dan identitas anak angkat dalam KK, tentunya hal tersebut berpotensi bermasalah suatu hari nanti, terlebih jika nantinya berkaitan dengan waris baik dari orangtua kandung, orang tua angkat maupun anak itu sendiri.

Buku Nikah Palsu? Berikut Status Anak yang Dilahirkan
Adapun jika Saudara bukanlah ayah kandung dari anak tersebut, maka disarankan untuk tidak mencantumkan nama Saudara sebagai ayah kandungnya. Begitu pula jika nama suami dalam buku nikah palsu tersebut bukan ayah kandung dari anak tersebut. Hal tersebut dikarenakan pernikahan Saudara dengan pasangan Saudara terjadi setelah anak tersebut lahir, sehingga anak tersebut tidak memiliki hubungan darah dengan Saudara. Manakala Saudara tetap mencantumkan nama Saudara sebagai ayah kandung di dalam Akta Kelahiran anak tersebut, maka tentunya hal itu akan berpengaruh ke kehidupan selanjutnya dari anak tersebut baik dari segi perwalian nikah (jika anak perempuan) maupun hukum waris,

Pihak yang Menyewakan Meninggal Dunia dan Ahli Waris Mengalihkan Barang Sewa
Oleh karena itu, terkait dengan apakah barang tersebut dapat dialihkan atau tidak, maka harus melihat pada perjanjian sewa menyewa Saudara dengan pihak yang menyewakan, apakah pihak yang menyewakan diperbolehkan mengalihkan atau tidak dan jika diperbolehkan maka apa yang menjadi kompensasi bagi Saudara. Adapun dengan pihak yang menyewakan meninggal dunia, kewajiban atau larangan dalam perjanjian tersebut juga mengikat bagi ahli waris.Apabila dalam perjanjian tidak diatur mengetahui pengalihan barang kepada pihak lain selama masa sewa menyewa, maka kembali kepada Pasal 1576 KUH Perdata. Namun demikian, jika Saudara menyetujui peralihan sewa tersebut dengan menerima kompensasi atau pengembalian uang sewa, maka hal tersebut juga diperbolehkan, sebab sewa menyewa merupakan hukum privat yang berarti berdasar pada kesepakatan para pihak.

Kartu Keluarga Baru Bagi Ibu Belum Menikah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Saudara dapat membuat Kartu Keluarga Baru dengan anak Saudara sendiri meski Saudara belu menikah. Namun demikian, Saudara harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, yang apabila syarat tersebut belum ada maka Saudara dapat mengonsultasikan kepada Kantor atau Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat.

Harta Waris Kakek Saat Kakek Meninggal Dunia Lebih Dahulu Dari Ayah
Berdasar uraian tersebut di atas, maka Saudara tidak menjadi satu-satunya ahli waris dari harta waris Kakek yang seharusnya diperoleh oleh ayah, melainkan Ibu Saudara (istri ayah yang masih dalam ikatan pernikahan saat ayah meninggal dunia) juga berhak atas harta waris tersebut.

Ibu Masih Dalam Pernikahan Namun Akta Lahir Anak Hanya Memuat Nama Ibu, Bisakah?
Dengan demikian, akta dengan nama ibu hanya dapat diterbitkan manakala Pemohon Penerbitan Akta Kelahiran tidak dapat memberikan syarat-syarat tersebut di atas. Oleh karena itu, apabila ibu masih dalam pernikahan, maka lebih baik akta kelahiran anak tetap menyebutkan nama ayah dari anak tersebut berdasarkan buku nikah dan KK.

Pembagian Waris Islam Kepada Anak Angkat
Oleh karena itu, pembagian waris Islam bagi anak angkat berbeda dari anak kandung. Dengan demikian, bagian yang dimiliki oleh anak angkat dari anak perempuan yang telah meninggal sebagaimana pertanyaan Saudara hanyalah 1/3 bagian dari harta waris dari anak perempuan tersebut.